Sunday 6 May 2018

Sharing : 2 Tahun di Danone Indonesia

Industrial Team, 2016


Sudah lama sekali sejak saya terakhir sharing di blog ini, dan sebagaimana saya jelaskan di post sebelumnya, di tulisan kali ini saya akan menceritakan 2 tahun Perjalanan saya di Danone Indonesia.

The Beginning


Saya bergabung dengan Danone bulan Maret 2016 melalui program Link and Match, dimana setelah program Link and Match ini akan dilanjutkan dengan program Management Trainee. CBU (Corporate Business Unit) yang saya masuki adalah Danone AQUA, produsen Air Minum Dalam Kemasan terbesar di Indonesia. 

Untuk alur rekrutmen dan detail tahapan dapat dilihat di post saya sebelumnya :
 

Secara singkat saya mengikuti program LnM selama 4 bulan dan Management Trainee (Industrial Function) selama 12 bulan dimana setiap 4 bulan sekali akan diadakan Review berdasarkan Project yang dikerjakan (Project Performance Review).
Final Review Management Trainee nantinya akan menentukan apakah sang Trainee akan diangkat menjadi Karyawan Tetap atau Tidak.



Induction
Babakanpari Plant (Link & Match Program)
 
 Plant Babakanpari

Pabrik pertama saya di Danone, Tepatnya Danone AQUA adalah Babakanpari, Pabrik yang terletak di Cidahu, Sukabumi. Saya menghabiskan 4 bulan pertama di sana selama masa Link and Match disana. Plant ini berada di Region 2, Jawa Barat (Danone AQUA dibagi 3 Region : Sumatera - Jawa Barat- dan sisanya)

Selama masa Link and Match ini sistemnya adalah kita diberikan project yang harus dikerjakan semaksimal mungkin selama 4 bulan, setelah itu akan ada review di akhir fase untuk menentukan apakah kita cukup bagus untuk bisa melanjutkan ke tahap berikutnya atau tidak.

Selama masa project, kita akan di bekali dengan 2 orang Mentor dan Coach, pada umumnya, Mentor ini adalah Kepala Pabrik dan Coach adalah salah seorang manager di Pabrik. Mentor saya saat itu adalah bapak Obrin S dan Coach saya bapak Bonar S (Engineering Manager).

Untuk judul dari projectnya sendiri biasanya sudah ditentukan oleh mentor dan coach masing2, tapi bukan berarti judul tidak dapat di negosiasikan, kita tentu saja dapat diskusi dengan mentor/coach terkait project tsb.

Project pertama saya adalah mengenai Maintenance, dimana selama 4 bulan saya harus melakukan optimasi proses bisnis maintenance yang ada di Pabrik dari sisi efektifitas, biaya dan efisiensi. Well, jujur aja sebenernya kaget banget dapet project yang bener bener “mesin” banget, roaming banget lah pas ngomong sama temen temen di lapangan tentang komponen2 mesin dll namun nyatanya setelah dijalanin, seru juga kok..

Yang membuat betah banget di Babakanpari adalah suasana dan orang2 di dalamnya. Demua orang di babakanpari supel banget even ke orang baru sekalipun, udah kayak keluarga banget.
Dari semua pabrik yang saya tempati, mungkin pabrik ini adalah pabrik paling comfy dan nyaman (juga santai) dibanding pabrik pabrik lainnya.

Disini kita punya kultur “Jumat Liwet” juga yang tidak bisa dilewatkan, hal yang paling ditunggu2 sepanjang minggu (y). Selama di pabrik kita juga nggak hanya mengerjakan project, kita juga ikutan event2 pabrik yang ada dan rutinitas pabrik (Futsalan, bulutangkis, senam) so tenang aja ga akan bosen selama di Pabrik..

Saya juga sharing di web dancommunity.com mengenai pengalaman saya selama 4 bulan di Babakanpari, bisa di lihat di link di bawah ini :

Setelah 4 bulan saya menjalani review, setelah dinyatakan lulus, saya lanjut ke program Management Trainee Industrial.

Mentor, Bapak Obrin S


Sentul Plant (MT Q1)

 


Sentul Plant


Pada awalnya di awal Q1 ini saya tetap di Babakanpari, dan Normalnya setelah masa Link and Match, penempatan tidak berubah2 sampai dengan MT berakhir. Namun disaat semua stay di pabrik masing masing, saya sendiri dipindah secara tiba tiba.

1 bulan setelah review LnM, saya ditelpon HR kalo saya bakalan dipindah ke pabrik sentul. Jujur aja kaget banget karena udah kadung betah dan asik (btw berat saya sampe nambah 5 kg 4 bulan di Babakanpari wk) dan nggak enak juga ninggalin temen temen babakanpari. Namun ini ternyata perintah langsung dari Director dan saya ndak bisa nolak.

(Note Hierarki di Danone : Kasie- Manager-Sr Manager-Sr Manager-Sr. Plant Manager- Director-VP-Presdir)

Bu Emma, Industrial Director Region 2 (Beliau atasan dari seluruh kepala pabrik di region 2, juga Boss secara tidak langsung bagi MT Region 2) juga langsung mengontak saya dan bilang kalau saya dipindah ke Plant Sentul, Plant yang masih sangat baru di AQUA, alasan utamanya adalah karena masih sangat baru, maintenance system yang ada di Sentul belum berjalan secara sempurna dan karena sebelumnya saya handle project di maintenance, dipindahkan lah saya ke Sentul.

New Mentor

 

Bersamaan dengan dipindahnya saya ke pabrik baru, tentu saja saya mendapatkan mentor dan Coach yang baru. Mentor saya kali ini bukan kepala pabrik, namun dari tim Regional (Under Bu Emma) dan seorang bule. Jujur aja kelabakan pas awal ngerti, gimana nih rasanya dapet bos bule? Gimana nantinya kalo saya ngomong mencla mencle? Mana beliau bule perancis pula yang english-nya bisa lebih rumit. Namun ternyata beliau asik banget dan supel juga bisa diajak bercanda. Namanya Anais Le Squere, Sr Performance Regional Manager. Beliau masih muda banget, dibawah 30 tahun. Dulunya sempet kerja di Danone Waters. Untuk coach saya sendiri adalah Plant Manager Sentul, Bapak Firdaus.

Sentul


Sentul adalah pabrik ke 21 di AQUA, terletak di Sentul, Bogor. Namun jangan bayangkan disini adem yak, sama aja kayak Jakarta kok haha

Sentul pabriknya kecil, dan berada di komplek industri (Sentul Industrial Estate), yang seru dari pabrik sentul adalah orangnya muda muda jadi ndak ada kecanggungan saat bergaul.

Project saya disini tetep sama, dan goalnya tetap sama, meningkatkan efisiensi dari line produksi dengan optimasi maintenance yang ada. Setelah 4 bulan di Sentul saya Review MT saya yang pertama (Q1). Review ini dihadiri HR director, HR MT, Mentor,Coach, Director. Alhamdulillah setelah review selesai saya dinyatakan lulus ke Q2.


Saya dengan para petinggi plant Sentul :D

 

Maintenance and Energy Coordinator

 

Well. Ndak lama sebelum review Q1 saya, Boss saya, Anais. Mengundang saya untuk presentasi project saya selama di Sentul ke semua Performance manager di Region 2. Saya si oke oke aja kan sekadar presentasi dan ngeliat progressnya kan, namun ternyata disitu saya tau tau diperkenalkan sebagai maintenance coordinator for Region

Region membutuhkan 3 orang coordinator untuk mempercepat improvement di bidang Maintenance, Energy dan Water. Jujur saya megap2 dong ya, orang ga ngerti apa apa tau tau ditembak gitu, setelah presentasi barulah saya dijelaskan kalo berdasar komando bu direktor, bu boss (Anais) ingin saya handle ndak hanya sentul namun juga 7 pabrik lainnya di region 2 mulai dari Q2 saya. 

Ini hal yang aneh karena tidak biasanya seorang MT diberi “Posisi” untuk diisi dan punya kerjaan lain selain project di pabrik yang di tempatinya. Biasanya MT hanya diberikan 1 Project di 1 Pabrik. Saya minta waktu dulu buat mikir dan Anais (Saya biasanya manggil nama aja) minta saya kasih jawaban next meeting alias 3 hari kemudian. 1 hari sebelum itu dia whatsapp :

“ Hi Rendy, Actually I have alternative proposal for you but more challenging 🙈 better if we talk face to face..”

Nah loh mau diapain lagi nih saya, haha

Besoknya,ternyata Anais tidak menanyakan yes or no saya tapi dia menawarkan agar saya juga sekaligus menghandle Energy di region. Yups, so starting from that day saya mulai bekerja dibawah arahan region sebagai energy and maintenance coordinator, bukan lagi arahan pabrik. Sedang untuk posisi water coordinator diisi oleh senior saya yang berbeda 1 tahun, Mbak Fitri Rahmi.

Region Mini-Team with my Boss Anais

 

Citeureup Plant (MT Q2, Q3)


After Review,bu Director mengarahkan saya untuk pindah pabrik (Lagi) ke Pabrik Citeureup. Alasannya simpel, Citeureup butuh concern lebih terkait Energi dan Engineering. Dan dengan keputusan Anais yang sudah di Approve Bu Emma, akan lebih efektif jika saya ditempatkan di plant yang besar.

Pekerjaan saya mulai saat itu ada 2 :
1. Handle Project saya (Reduce energy) di citeureup.
2. Mobile ke pabrik pabrik untuk drive improvement terkait energi dan maintenance.

Ini adalah masa masa paling menyenangkan si buat saya karena kerjaan saya jadinya jalan jalan terus ke pabrik pabrik di jawa barat, ndak enaknya adalah kita ga turun tangan langsung ke day to day project-nya namun monitoring dan mbantu agar progressnya dapat segera selesai. Tambahan nikmat adalah dari bu Director dan bu boss membebaskan saya untuk membuat timeline dan agenda saya sehari hari, jadi semuanya bisa flexible banget. (Ini seru si dan ndak semua kerjaan bisa kayak gini)

 

Citeureup


Base saya adalah di pabrik citeureup ini, jadi kalau saya lagi ndak ada agenda kemana mana, saya akan ngantor di pabrik ini. Pabrik ini sendiri bertempat di gunung putri,bogor. Saya seneng banget ngantornya pindah kesini karena pp ke rumah masih sangat terjangkau.

Di citeureup ini orangnya lebih heterogen dibandingkan babakanpari, dimana babakanpari lebih banyak orang lokal. Di pabrik ini lebih variatif orang orangnya dari sisi karakter, asal dan juga persebaran umur, jadi asik asik aja si kalau menurut saya.

Pabrik ini adalah pabrik ke 4 terbesar di AQUA (Setelah Pandaan, Klaten, Mekarsari) sehingga apa yang terjadi di pabrik ini bakal jadi big things dan jadi sorotan bagi bos bos, tentu saja jadinya pressure juga makin besar namun karena supporting system-nya sangat oke (menurut saya) saya ga ngerasa ada yang kurang alhamdulillah.

Oh iya, selain mentor yang tetap Anais, saya mendapatkan coach baru juga, Bu Oki namanya, namun karena sudah bekerja dibawah region, arahan lebih banyak dari bu Emma dan Anais dalam menjalankan tugas2.


Engineering


Disini juga banyak berinteraksi dengan tim engineering, dimana di Citeureup ini mempunyai Tim Energi under Engineering. Tugas utama saya adalah men-drive progress tim energi ini, baik di citeureup dan di pabrik lain. Perbedaanya adalah di pabrik lain belum ada tim energinya, jadi saya harus memulai dari nol. He he

Untuk maintenance sendiri saya fokus ke maintenance excellent, dimana disitu maturity dan skill dari personil utama maintenance diupgrade dan tentu saja mengejar KPI utama bagi pabrik : Performance.

Untuk engineering ini, saya juga punya mentor lain selain Anais, Pak Krisvan Namanya, saya juga direct report ke beliau selain ke anais terkait maintenance dan energi ini. Beliau adalah Sr. Engineering Region Manager.

Review


Saya stay di Citeureup sampai saya menjadi karyawan permanen (Penempatan). Dalam review Q2 dan Q3 saya membawakan topik yang sama, Energi. Dan alhamdulillah hasil dari review mendapatkan tanggapan positif dan akhirnya mendapatkan surat keputusan secara resmi untuk menjadi karyawan tetap di Danone :)

Citeureup Team

 

Working for Region

 

Bule yang sebelah kanan, Pak David, N+2 saya

Setelah menjadi Karyawan tetap, lokasi saya tetap berada di plant citeureup, namun secara garis komando, saya tetap berada di bawah region dan masih terlibat kegiatan yang strategis.

How it works

 

Di region, saya lebih banyak berkomunikasi langsung dengan para bos bos diatas, dimana disini banyak juga program program yang harus dapat diselesaikan tepat waktu, tugas sayalah untuk membuat timeline, mengejar eksekusinya, dan melaporkan update-nya setiap minggu. Simple-nya seperti project manager namun tidak dalam 1 pabrik namun secara global.

Setelah saya menjadi permanen, Saya tidak lagi direct report ke Anais, namun saya diminta langsung direct report ke Bu Emma, ini dikarenakan juga progress mengenai energi ini menjadi sorotan besar di AQUA dan Danone sendiri. Danone sedang ada program PROTEIN, yang intinya adalah program saving di segala lini dan aspek baik Cost (Produksi, material,etc) , Energy, Maintenance dan General Cost.

Salah Satu kunjungan di Pabrik Region 2, Ciherang

The pressure

 

Jujur, Tekanannya beda si, mungkin kalo hanya handle 1 pabrik, di "kontrol" lewat WA nya hanya sama tim pabrik + Kepala pabrik, disini saya kadang juga harus bisa kasih penjelasan ke VP atau boss nya bu Boss secara tiba tiba. Namun tekanan yang ada makin lama dirasakan menjadi biasa kok, dan sangat "berkembang" karena setiap kali diomelin dan diingetin adalah untuk kebaikan kita sendiri juga terkadang dan hampir 95% omelan sangat membangun.

Untuk tekanan kerja di Danone sendiri saya kira ga sekeras FMCG "sebelah" lah, kalo dari skala 1-10 mungkin di danone masih di angka 7 lah ya. Sangat balance kok worklife nya.

 

 

Danone In General

 

The Boss

 

Selama saya di Danone, secara ndak langsung saya punya 4 boss dimana saya Direct Report ke mereka : Pak Obrin (Kepala Pabrik Babakanpari), Anais, Pak Krisvan dan Bu Emma. Setiap boss punya karakter yang berbeda beda, seperti pak Obrin dan Anais karakternya lebih ke warna "Biru" sedang pak Krisvan dan Bu Emma lebih ke "Merah". 

Namun yang saya mau garis bawahi disini adalah kesamaan dari boss boss di Danone ini, dari kebanyakan yang saya perhatikan, disini kita lebih sering di empowering dibandingkan dengan diberikan tugas mentah2, Kita lebih sering di lepas, dibiarkan "berkreasi" sesuka kita hingga sampai akhirnya jika kita tersesat kita akan "digembleng" supaya bisa lebih baik.

Saya merasanya semua boss di sini sangat supportive, hangat, open, tidak sungkan buat berbagi, dan itu membuat saya berfikir keras : apakah saya akan mendapatkan boss sebaik dan sehangat ini lagi di tempat yang lain jika saya pindah?

Big Boss, Bu Emma.

 

The Culture


Oke, sekarang saya akan bercerita tentang kultur dan lingkungan kerja secara general di Danone. Secara kultur, saya merasa semua orang di Danone tidak ada yang tertutup, semuanya terbuka dan hangat baik ke pendatang baru maupun sama orang lama. Lingkungan kerjanya juga sangat mendukung buat kerja karena saat kita kesulitan, kita selalu tahu mesti kemana kita minta bantuan dan juga sifat boss boss yang "asik" dan tidak kaku sangat membantu.

Untuk kultur di HO (Head Office, Kuningan) mungkin akan berbeda dengan pabrik, namun secara general saya merasa (karena saya juga sering ke HO) lingkungan kerjanya sangat comfy dan nyaman, tekanan kerja juga tidak terlalu tinggi, dan selalu di support 100% sama boss.

So basically, untuk sebuah perusahaan, apalagi untuk fresh graduate yang ingin membangun karir untuk masa depannya, Danone adalah perusahaan yang sangat sangat recommended untuk mengembangkan karir. Terlebih lagi program MT ini adalah program yang mendesain agar setelah 3 tahun, seorang MT sudah dapat menjadi Manager. Bagi saya, itu adalah rute yang sangat cepat dan dapat dibandingkan dengan perusahaan yang lain, mungkin jalur ini adalah jalur fast track yang paling recommended.


Career Track



Sekalian membahas lanjutan yang tadi, jadi jika kita join dari jalur Link and Match perkiraan career track/path nya (Berdasar pengamatan saya) adalah sebagai berikut :

1. 4 Bulan LnM
2. 1 Tahun MT
3. 2 Tahun Karyawan tetap (Level Spv)
4. 3-5 Tahun Manager
5. 3-5 Tahun Kepala Pabrik / Region Sr. Manager
6. 5-7 Tahun Director (Dari Director ke VP tidak dapat diprediksi)
7. VP

Menurut keterangan HR, yang tertinggi yang bisa dicapai seorang S1 adalah level VP, so dalam waktu 8 tahun semenjak masuk, kita bila terus perform bisa menjadi kepala pabrik muda dan terhitung mungkin 15-20 tahun, level VP bisa dicapai. Cukup cepat kalau menurut saya.


End of Journey


Well, Perjalanan saya di Danone namun tidak berlangsung begitu lama seperti yang sudah di rencanakan, saya memutuskan untuk pindah ke perusahaan lain setelah kurang lebih 2 tahun berpetualang di Danone. Cerita mengenai kepindahan saya dapat dilihat di link dibawah ini :



Apa yang bisa saya katakan adalah, saya pindah bukan karena adanya ketidaknyamanan di Danone, karena saya sangat merasa Danone adalah perusahaan dengan iklim yang baik untuk berkembang. Saya hanya bisa berterimakasih atas semua yang telah diberikan perusahaan ini dan segala support luar biasa yang telah diluangkan untuk saya.

Salam hangat dan sukses selalu.




 




"Once a Danoners, Always a Danoners."


Salam,
Rendy Bayu Aji
https://www.linkedin.com/in/rendybayuaji/




 

0 comments:

Post a Comment